Kamis, 26 Mei 2011

Faktor Sanksi FIFA, Investor Arema Kian Menjauh

Harapan manajemen Arema Indonesia untuk menggaet investor yang mau mengelola tim Arema sepertinya kian berat. Selain karena masih terjadi kisruh di internal Yayasan Arema, organisasi yang menaungi kompetisi di tanah air yakni PSSI juga dalam bayang-bayang ancaman sanksi FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia).

Ancaman jatuhnya sanksi FIFA itu buntut dari gagalnya pelaksanaan Kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (22/5). Kegagalan kongres itu bukan kali pertama, tapi kedua kalinya. Sebelumnya Kongres PSSI di Pekanbaru pada 26 Maret lalu juga gagal digelar karena ada upaya pemaksaan kehendak dari pemilik suara.

Anggota Komite Normalisasi Rendra Kresna membeberkan, jika sanksi benar-benar dijatuhkan, efeknya bagi sepak bola Indonesia sangat berat. Secara khusus ia mengkhawatirkan nasib Arema ke depan. Karena saat ini Arema sedang butuh investor yang mau mengucurkan dananya di Arema. Namun karena sanksi nanti, besar kemungkinan investor akan berpikir ulang untuk menanamkan investasinya di Arema.

"Logikanya, buat apa susah-susah menanamkan saham di tim, tapi tidak ada kelanjutan jika berprestasi di liga domestik," ungkap Rendra.

Seperti diketahui, karena sedang dihantam krisis finansial, manajemen Arema sudah menawarkan pengelolaan Arema ke klub. Sejumlah investor dikabarkan sudah mulai merapat, salah satunya dari Bakrie Grup. Bahkan Bakrie Grup sudah menyiapkan dana besar untuk mengelola Arema secara penuh.

Bukan hanya Bakrie Grup, PT Medco juga dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan Arema. Namun semuanya masih menunggu perkembangan nasib sepak bola tanah air pasca gagalnya kongres PSSI.

Investor itu juga menunggu persoalan internal di Arema terselesaikan. Organisasi di Yayasan Arema di bawah kendali Muhammad Nur yang menaungi PT Arema Indonesia segera ditata ulang. Sehingga investor bisa mendapat kepastian siapa penanggung jawab Arema.

Menurut pria yang juga Presiden Kehormatan di Arema ini, kondisi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi Arema. Padahal secara prestasi tim di kancah Indonesia Super League, Arema masih berpeluang untuk merebut posisi runner up. Artinya kans tampil di AFC Cup cukup terbuka.

"Arema adalah tim besar di ISL dan ingin terus berprestasi. Bayangkan jika musim ini Arema masih lolos ke kancah internasional, misalnya AFC Cup, Arema tidak akan bisa bertanding karena sepakbola Indonesia dicekal FIFA," sesal Rendra.

Terpisah, asisten manajer Arema, Abriadi Muhara yang juga menjadi salah satu peserta di Kongres PSSI 2011 membenarkan, Indonesia tinggal menunggu sanksi dari FIFA. "Kita tidak inginkan hal ini terjadi. Tapi dengan insiden di Kongres PSSI 2011, kami sangat yakin FIFA akan memberi sanksi kepada Indonesia," ucap dia.

Pria yang pernah menjabat sebagai HRD Badan Liga Indonesia (BLI, kini PT Liga Indonesia) tersebut mengatakan, sanksi tersebut akan sangat berdampak pada keberlangsungan hidup orang-orang yang selama ini berkecimpung dengan sepakbola. "Tidak akan ada lagi yang menoleh kepada persepakbolaan Indonesia. Yang jadi korban terbesar, jelas, pemain," tegas Abriadi.

Dengan keadaan tersebut, dalam waktu dekat ini, pria yang juga menjadi ketua panpel Arema tersebut berencana akan mengumpulkan pemain Arema untuk membahas masalah yang tengah mengguncang persepakbolaan Indonesia ini. "Secara personal, kami akan berupaya memberi penjelasan kepada masing-masing pemain. Tidak ada yang menginginkan ini terjadi di sepakbola Indonesia," tandas alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin tersebut.

Media officer Arema, Sudarmaji menambahkan, setidaknya akan ada dua efek yang akan dirasakan Arema. Efek pertama yaitu investor yang akan menanamkan sahamnya dan mengelola Arema akan menjauh. "Apalagi ini sudah mendekati deadline pencarian investor," ucap dia.

Lebih lanjut Sudarmaji mengatakan, jika pun kemungkinan terburuk kompetisi akan dihentikan, maka Arema kembali akan merasakan dampak sangat besar. "Arema masih punya empat laga kandang. Misalkan kita disanksi dan kompetisi dihentikan, ini akan menjadi dampak yang luar biasa bagi Arema. Apalagi tim seperti Arema sangat bergantung dengan hasil tiket pertandingan," tandas mantan wartawan ini.